Senin, 11 Oktober 2010

mahasiswa belum merdeka

Pembunuhan kreatifitas!
Kuliah. Satu aktivitas wajib bagi setiap orang yang mengaku sebagai akademisi tulen. Keluar masuk dari kelas ke kelas. Menenteng buku dan mencatat apa yang disampaikan dosen. Aktifitas yang stagnan, monoton.
Sebagai mahanya siswa, ideal mahasiswa lebih bisa kreatif menentukan aktivitasnya. Bukan diatur oleh pihak-pihak yang merasa berhak untuk mengatur.
Meski tidak lagi harus memakai baju seragam layaknya saat berada di jenjang SD, SMP dan SMA, berhak memilih warna sepatu, berhak memilih warna baju, sampai memilih warna kaos kaki, sayang disayang mahasiswa sekonyong-konyong menganggap semua itu adalah lambang kebebasan, padahal pada dasarnya sama saja, toh mereka tetap harus berpakaian rapi, tetap harus pakai sepatu, dan bagi yang melanggar harus bersiap-siap untuk dikeluarkan. Konkrit saja, dua teman di kelas sebelah kelasku harus ponting-panting berlarian karena soal jawaban disita sampai mereka kembali dengan almamater melekat ditubuhnya. Jadi ingat pengalaman di bangku semester satu, ada dosen yang tiba-tiba marah menyaksikan muridnya hanya diam di bangku pojok, tanpa sedikitpun menggerakkan penanya, sedang ia sibuk mendekte materi perkuliahan.
Kenapa harus menyalin penjelasan di buku catatan?, kenapa juga harus dengan jas almamater?. Terbukti sudah, betapa sangat tidak kreatifnya para mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar