Selasa, 28 Desember 2010

Artikel orang lain

Saya Memilih untuk Menjadi Perempuan Terkutuk yang Merdeka
oleh Lila Zee pada 25 September 2010 jam 15:49

Seorang rekan bercerita kepada saya bahwa salah seorang keponakannya (anak dari abangnya) tidak diizinkan oleh ayahnya untuk kuliah setelah lulus dari SMA, dengan alasan bahwa seorang perempuan tidak boleh bercampur dengan lelaki tanpa didampingi oleh ayahnya maupun saudara lelakinya. Dahulu keponakan teman saya itu sekolah setingkat SMA di sebuah boarding school yang memisahkan antara siswa lelaki dan siswa perempuan. Sedangkan untuk sekolah setingkat universitas belum ada yang memisahkan antara siwa lelaki dan perempuan seperti itu, sehingga keponakan teman saya itu tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas.

Pembicaraan ini membuat saya kepikiran terus dan sedikit resah, walaupun teman saya itu bercerita dengan nada enteng dan tampak tidak ada beban sama sekali.



Yang membuat saya gundah adalah, apa jadinya bila orang yang mempunyai pemikiran seperti itu semakin banyak di negeri kita ini ? Apakah negeri kita hendak dijadikan seperti neraka Afghanistan yang pernah dikuasai oleh Taliban yang mempunyai pemikiran yang sama dengan abang teman saya itu…?! Bagaimana nasib perempuan Indonesia bila orang tua mereka memperlakukan anak-anak perempuannya seperti itu ?



Anehnya, justru orang-orang yang memperlakukan perempuan seperti itu lah yang sering memproklamirkan diri bahwa mereka tau bagaimana cara memuliakan perempuan. Apa sebenarnya definisi mulia bagi mereka ? Apakah perempuan terpasung yang tidak berhak untuk mengekspresikan eksistensinya itu kah yang dianggap sebagai perempuan mulia ?

Mengherankan sekali bila di abad 21 ini masih ada manusia yang berpikir seperti itu, lebih memilih anaknya tidak mengenyam pendidikan tinggi daripada membiarkan anak perempuannya bergaul dengan lelaki. Mengapa orang-orang seperti ini tidak bisa melihat bahwa manusia-manusia lain perempuan dan lelaki bisa bebas bergaul namun tidak terjadi sesuatu yang menakutkan. Apakah dalam pikiran orang-orang seperti itu hanya urusan seks saja yang terlintas ? Apakah dia pikir bila lelaki dan perempuan bertatap muka, berbincang-bincang, dan sering bertemu pasti akan terjadi sebuah hubungan seks ? Oh Tuhan….. ada apa dengan orang-orang ini ?



Pemikiran mereka benar-benar di luar nalar dan sangat melecehkan perempuan, dan saya sebut mereka sebagai orang-orang yang sebagai “anti terhadap kemanusiaan”. Perempuan hanya dianggap sebagai seonggok daging bernyawa yang tidak punya hak untuk mengurus dirinya sendiri dan dianggap tidak mampu menjaga diri sebagaimana seorang lelaki.

Apakah ini sebuah perintah dari Tuhannya ? Lantas Tuhan macam apa yang memperlakukan ciptaan-Nya dengan cara yang tidak manusiawi seperti ini yang kemudian semuanya diatasnamakan sebagai “Kemuliaan Perempuan” ?!



Bila hanya dengan jalan seperti itulah sebuah kemuliaan dapat dicapai oleh seorang perempuan dan bila hal itu dikatakan sebagai perintah Tuhan….. Sungguh…. saya tidak akan mempertuhankan sosok yang biadab dan melecehkan perempuan, dan saya lebih memilih untuk menjadi “Perempuan Terkutuk” yang merdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar